Loading...
Awesome Image

Siniar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Nusa Tenggara Barat

Siniar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Nusa Tenggara Barat menghadirkan D. H. Ashari, S.H., M.H., sebagai Kepala Dinas dan Drs. Cukup Wibowo, M.M.Pd. Dalam pertemuan ini, dibahas pentingnya literasi dalam pengembangan kapasitas ASN (Aparatur Sipil Negara) dan peran perpustakaan dalam mendukung program pemerintah dalam pendidikan serta penguatan sumber daya manusia. Dr. Ashari menekankan bahwa keberhasilan dalam pekerjaan harus didasari oleh komitmen, konsistensi, regulasi, dan kolaborasi yang saling mendukung. Ia berbagi pengalaman karirnya dalam berbagai posisi yang membantunya memahami pentingnya integrasi antara pengembangan sumber daya manusia dan literasi. Dr. Ashari juga menjelaskan bahwa literasi harus mencakup pendidikan, sosial budaya, dan pemahaman hukum yang akan memberdayakan masyarakat. Melalui berbagai inisiatif, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan berkomitmen untuk mendorong budaya baca dan meningkatkan literasi di Nusa Tenggara Barat, sejalan dengan visi pembangunan daerah yang lebih baik.

Sorotan
- 📚 Pentingnya literasi bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat.
- 🎓 Peran Dinas Perpustakaan dalam mengembangkan kapasitas ASN.
- 💪 Komitmen sebagai kunci keberhasilan dalam pekerjaan.
- 🤝 Kolaborasi antar sektoral diperlukan untuk mencapai tujuan literasi.
- 🏛️ Pengalaman karir Dr. Ahsari sebagai landasan dalam pengembangan program literasi.
- 🌍 Program pemerintah terkait pendidikan dan upaya pengentasan kemiskinan.
- 📖 Inisiatif untuk membudayakan minat baca di masyarakat desa.

Wawasan Kunci
- 🚀 **Literasi Sebagai Dasar Pembangunan**: Dr. Ashari menegaskan bahwa literasi merupakan foundation yang penting untuk pembangunan masyarakat. Peningkatan minat baca di kalangan ASN dan masyarakat luas sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih berpendidikan. Literasi yang baik akan membantu masyarakat memahami berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, sosial budaya, dan ekonomi.

- 📊 **Peran ASN dalam Mewujudkan Literasi**: Sebagai ASN, pemahaman terhadap literasi bukan hanya menjadi tugas tetapi juga tanggung jawab yang harus dijalankan dengan serius. Dr. Ashari menyarankan agar semua ASN berperan aktif dalam mensosialisasikan pentingnya literasi kepada masyarakat agar informasi yang tepat dapat menjangkau semua lapisan.

- 📈 **Kolaborasi dan Sinergi adalah Kunci**: Keberhasilan program literasi akan bergantung pada kolaborasi yang baik antar berbagai sektor. Tanpa ada sinergi, pencapaian tujuan literasi akan sulit terwujud. Hal ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan program literasi perlu melibatkan berbagai pihak, baik dari pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.

- 🏆 **Pengalaman Praktis sebagai Aset**: Keberagaman pengalaman karir Dr. Ashari dalam berbagai OPD menjadi aset berharga dalam merancang strategi literasi yang lebih efektif. Pengalaman bertahun-tahun memberi sudut pandang yang luas yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun program yang relevan dan terukur.

- 🌐 **Literasi Digital sebagai Fokus Utama**: Mengingat perkembangan teknologi, penting untuk terus mengedepankan literasi digital. Masyarakat harus dibekali dengan kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan teknologi, sehingga mereka mampu beradaptasi dan bersaing di era digital saat ini.

- 🚧 **Regulasi Sebagai Pedoman**: Penguatan regulasi menjadi penting dalam pelaksanaan program literasi. Dengan adanya regulasi yang jelas, semua pihak akan memiliki pedoman yang sama dalam melaksanakan dan mengawasi program yang telah direncanakan.

- 🌱 **Keterlibatan Masyarakat dalam Proyek Literasi**: Masyarakat harus terlibat aktif dalam setiap program literasi yang diluncurkan. Keterlibatan ini penting agar program yang dijalankan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat dan bukan hanya menjadi program yang terputus dari realita.

Dengan memahami wawasan-wawasan ini, kita dapat melihat potensi besar yang bisa dihasilkan dari program literasi yang terencana dan terintegrasi. Inisiatif Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi langkah awal yang baik dalam mendorong literasi di masyarakat demi masa depan yang lebih baik.
Awesome Image

BUDAYA BACA, KECAKAPAN LITERASI NTB 2025

(Selasa, 29 April 2025) Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB, Amir, S.Pd., MM menjadi Narasumber pada siaran TVRI dalam program Antar Nusa Bali, dengan tema utama kegiatan "Melawan Buta Huruf, Membaca untuk Masa Depan." Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa narasumber dari Bali, seperti Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, Sekretaris Yayasan Disleksia Bali, dan Kabid Pembinaan SMA Dinas Dikpora Provinsi Bali.

Plt. Kadis Perpustakaan dan Kearsipan menyampaikan beberapa agenda peningkatan budaya baca dan kecakapan literasi di NTB tahun 2025, yaitu Bedah Buku, Lokakarya Literasi Digital, Lomba Resensi Buku, Lomba Video Literasi, Bimbingan Teknis Penulisan Konten Lokal, Bimbingan Teknis Literasi Digital, penjangkauan masyarakat dengan Perpustakaan Keliling, Sosialisasi Budaya Baca bersama Bunda Literasi, Gerakan Membaca 30 menit di rumah, Festival Membaca, Kursus Bahasa Inggris Extensive Reading, Cheerfull Reading, Podcast Kafe Literasi, dan lain-lain.

Lebih lanjut, Amir memaparkan tujuan utama Agenda Literasi NTB tahun 2025, yaitu: Meningkatkan budaya literasi membaca di masyarakat, Mendorong partisipasi aktif komunitas dan masyarakat dalam pelindungan konten budaya dan sastra daerah, dan mengembangkan kemampuan literasi generasi muda.

Melalui pendekatan tiga hal tersebut, kata Amir, Agenda Literasi NTB 2025 diharapkan dapat membentuk masyarakat yang tidak hanya mampu membaca dan menulis, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, serta berkontribusi aktif dalam pembangunan daerah.

Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan strategi yang dirancang secara komprehensif dengan melibatkan berbagai pihak dan pendekatan. Seperti : Penguatan Literasi di Sekolah, Pemanfaatan Perpustakaan sebagai Pusat kegiatan Literasi, kreasi, Inovasi, rekreasi, dan lain- lain, dan pelibatan Komunitas Penggerak Literasi atau yang sering disebut Relawan Literasi, serta kolaborasi dengan Pemerintah dan Lembaga Pendidikan.

Kemudian Plt. Kadis Perpustakaan dan Kearsipan memaparkan bahwa pembangunan budaya baca dan kecerdasan literasi diperlukan koordinasi dan sinergitas dengan lembaga, kementerian, dan berbagai organisasi, dengan cara : Penyusunan Peta Jalan / Roadmap pembangunan Literasi dengan membuat rencana aksi yang memuat target, strategi, peran masing-masing lembaga, indikator keberhasilan, dan jadwal kegiatan. Roadmap ini menjadi pedoman bersama dalam pembangunan literasi di daerah. Kemudian perencanaan program dan anggaran yang terintegrasi. Setiap lembaga menyusun program kerja literasi yang saling mendukung dan tidak tumpang tindih, dengan dukungan anggaran yang jelas dan terukur.

Dalam program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB tahun 2025-2030 tertuang dalam salah satu Program Unggulan, yaitu Desa Berdaya dengan Program Desa Literasi. Untuk itu diperlukan koordinasi sejak tahap perencanaan agar semua kegiatan saling memperkuat. Dan ketiga adalah perlunya pelibatan komunitas Pegiat dan Literasi dan masyarakat lokal. Lebih lanjut, Amir memaparkan beberapa tantangan dalam meningkatkan budaya baca dan kecakapan literasi, yaitu: Rendahnya Minat Baca, keterbatasan akses ke bahan bacaan berkualitas, kemampuan membaca yang belum mendalam, kurangnya pembiasaan membaca kritis dan analitis di sekolah, dan keterbatasan peran keluarga dan lingkungan.

Cara mengatasinya, lanjut Amir, yaitu: dengan beberapa langkah kegiatan : Meningkatkan minat baca melalui program kreatif, mengadakan lomba membaca, bedah buku, dan festival literasi yang menarik bagi anak-anak dan remaja, enghadirkan tokoh inspiratif sebagai duta baca NTB, dan memperluas akses terhadap bahan bacaan berkualitas, membuka taman baca di desa-desa, memperkuat program perpustakaan keliling dan digitalisasi perpustakaan daerah, meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. Cara lain adalah membangun peran keluarga dan komunitas literasi, mengadakan workshop parenting tentang pentingnya mendampingi anak dalam kegiatan membaca, membentuk komunitas baca keluarga dan komunitas literasi berbasis masyarakat.

Peran masyarakat dan komunitas lokal juga diperlukan dalam mendukung Agenda Literasi NTB tahun 2025. Peran yang bisa dilakoni masyarakat dan komunitas lokal, yaitu: 1) sebagai penggerak literasi di lingkungan terdekat dengan pembiasaan membaca di rumah dan lingkungan sekitar. 2) membentuk kelompok baca, taman bacaan masyarakat, dan kegiatan berbasis komunitas untuk menumbuhkan minat baca. 3) membangun dan mengelola ruang baca alternatif, seperti membangun pojok baca di balai desa, rumah ibadah, atau area umum. 4) membantu mengelola dan merawat perpustakaan kecil atau taman bacaan agar tetap hidup dan menarik bagi warga. 5) mengadakan kegiatan literasi berbasis budaya kokal. 6) mengangkat cerita rakyat, puisi daerah, dan legenda lokal sebagai bahan bacaan atau pertunjukan literasi, sehingga masyarakat lebih merasa memiliki dan dekat dengan budaya literasi. 7) mendorong literasi digital di komunitas. 8) menginspirasi melalui keteladanan.

Di akhir pemaparannya, Amir menyampaikan target agenda literasi NTB Tahun 2025, yaitu : 1) Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM). 2) Peningkatan jumlah pojok baca dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). 3) peningkatan minat dan budaya membaca bersama Bunda Literasi. 4) peningkatan persentase penduduk NTB yang memiliki kebiasaan membaca minimal 30 menit per hari, khususnya di kalangan pelajar dan keluarga. 5) peningkatan kompetensi guru, tenaga perpustakaan dan relawan literasi. 6) peningkatan produksi dan akses buku lokal. 7) peningkatan jumlah buku berbahasa daerah dan berbasis budaya lokal yang diterbitkan dan digunakan di sekolah-sekolah dan komunitas.

#PusdaArsipNTB #SalamLiterasi #SemarakPerpustakaan #NTBMembacaNTBMendunia
Awesome Image

SEMARAK PERPUSTAKAAN 2025

Bunda Literasi Provinsi NTB, Sinta M. Iqbal membuka kegiatan SEMARAK PERPUSTAKAAN "NTB Membaca, NTB Mendunia" dengan Bedah Buku Koleksi Perpustakaan Daerah "Setilah Dalam Prosesi Bejangkep Suku Sasak Lombok", di Gedung Pelayanan Perpustakaan NTB, Mataram pada hari Rabu, 23 April 2025.

Ibu Sinta M. Iqbal menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan literasi dalam bentuk bedah buku yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB.

"Dengan kegiatan literasi seperti ini, saya yakin masa depan NTB akan lebih baik lagi kedepannya," ungkapnya.

Bunda Literasi, Sinta mengajak generasi muda untuk mencari informasi lebih dalam melalui bahan bacaan buku cetak maupun buku elektronik, dan tidak hanya sekedar klik di goggle.

"Momentum bedah buku ini menjadi penting, saya pikir bedah buku yang membicarakan adat ini adalah mamiq-mamiq, orangtua, ternyata penulisnya masih muda artinya keinginan untuk meneruskan pola pikir budaya dalam bentuk buku masih banyak di kalangan anak-anak muda di NTB," ucapnya.

Sebagai bentuk dukungan setidaknya sudah mulai mengarah ada pojok literasi Bank Indonesia, sehingga kedepan harus diperbanyak dan diperluas.

"Hal seperti ini harus digaungkan dalam menumbuhkan semangat kembali untuk membaca buku. jadi, datang ke perpustakaan anak-anak bisa bermain seperti suasana liburan dan menyenangkan.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB, H. Amir, S. Pd., MM., menyampaikan bahwa bedah buku ini merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian kegiatan “Semarak Perpustakaan Tahun 2025," bersama Bunda Literasi NTB dalam rangka memeriahkan dan mengisi rangkaian hari-hari besar Perpustakaan.

"Kegiatan bedah buku ini bukanlah sekadar agenda formal seremonial semata. Ini adalah wujud nyata komitmen kita bersama dalam menjaga, melestarikan, dan menghidupkan kembali kekayaan budaya lokal melalui jalur literasi," ujarnya.

Dijelaskan pula, Buku "Setilah dalam Prosesi Bejangkep Suku Sasak Lombok" menjadi representasi dari kearifan lokal yang telah hidup dalam masyarakat Sasak selama berabad-abad, dan kini didokumentasikan secara tertulis sebagai warisan pengetahuan. "Kami percaya bahwa literasi tidak hanya bicara tentang buku dan bacaan, tetapi juga tentang kesadaran akan jati diri, sejarah, dan nilai-nilai lokal yang membentuk karakter masyarakat," ungkapnya.

"Diharapkan kegiatan ini bisa memiliki manfaat yang luas, membuka wawasan baru, dan menjadi pemantik semangat bagi penulis-penulis lokal lainnya untuk berkarya dan mendokumentasikan budaya Nusa Tenggara Barat." Tutupnya.

#PusdaArsipNTB

#SemarakPerpustakaan

#SalamLiterasi

#SalamArsip
Awesome Image

Halal Bi Halal Keluarga Besar Yayasan Pondok Pesantren Nurul Qur'an, Desa Mertak Tombok, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah

Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB, Amir, S.Pd., MM mewakili Gubernur Nusa Tenggara Barat menghadiri acara Halal Bihalal Keluarga Besar Yayasan Pondok Pesantren Nurul Qur'an, Desa Mertak Tombok, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Pimpinan Dr. TGH. Sabarudin Abdurrahman, M.Pd, Kamis, 10 April 2025, didampingi Kasubbag Tata Usaha Biro Kesra Setda Provinsi NTB, Solihin, S.H.

Dalam sambutan tertulisnya, Gubernur menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H. kepada seluruh hadirin.

“Pada kesempatan ini, saya secara pribadi dan atas nama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H, Taqabbalallahu minna wa minkum, minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin. Semoga kemuliaan Ramadan tetap menaungi setiap langkah kita di bulan-bulan lainnya,” ujarnya.

Acara yang dihadiri oleh TGH. Turmudzi Badaruddin, TGH. Ibnu Kholil (Anggota DPD RI), Bupati Lombok Tengah yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Drs. H. Lalu Idham Khalid, M.Pd., santri, ustadz/ustadzah, pengurus pondok pesantren, tokoh agama serta tokoh masyarakat ini berlangsung dalam suasana penuh kehangatan. Dalam sambutan tertulisnya, Gubernur mengingatkan bahwa di tengah kesibukan dan dinamika kehidupan modern, menjaga silaturahim menjadi hal yang sangat penting.

“Acara Halal Bihalal seperti ini mengingatkan kita akan nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan, dan toleransi yang harus terus kita junjung tinggi,” lanjutnya.

Gubernur juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan momen pasca-Ramadan ini sebagai waktu untuk kembali ke fitrah dan menumbuhkan semangat baru dalam berkontribusi bagi kemajuan daerah.

“Melalui ajang silaturrahim seperti inilah, kita dapat saling berkomunikasi dan meningkatkan rasa kekeluargaan yang bermuara pada semakin eratnya persatuan dan kesatuan di antara kita,” katanya.

Ia menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antar elemen masyarakat untuk membangun NTB yang lebih baik. Menurutnya, peran aktif semua pihak sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang harmonis, sejahtera, dan berkeadilan.

“Saya mengajak seluruh komponen masyarakat untuk terus berperan aktif dalam pembangunan, sehingga kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, sejahtera, dan berkeadilan bagi semua,” tutupnya.

Acara Halal Bihalal ini juga diisi dengan tausiyah keagamaan serta doa bersama sebagai bentuk syukur atas nikmat Ramadan dan kemenangan Idul Fitri.

Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Manhalul Ma’arif TGH. Ma’arif Makmun, saat memberikan tausiyah beliau mengajak kepada seluruh tamu undangan dan jamaah untuk menjaga amalan-amalan ibadah puasa ramadhan yang telah kita laksanakan selama satu bulan penuh. Ibadah puasa itu merupakan ibadah wajib yang paling ikhlas diantara ibadah wajib lainnya, jadi pesan baik dari ramadhan tetap terjaga dan terpatri dalam muamalah kita. Beliau juga dalam ceramahnya menceritakan asal muasal tentang Halal Bihalal, sehingga bisa eksis sampai sekarang.

Di akhir acara Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB menyerahkan bantuan dari BAZNAS Provinsi NTB secara simbolis kepada Pengurus Pondok Pesantren Nurul Qur'an.
Maklumat Pelayanan
Keterbukaan Informasi Publik

Dengan ini menyatakan sanggup menyelenggarakan pelayanan keterbukaan informasi publik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

dan apabila tidak menepati janji ini, kami siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.